Wednesday, May 4, 2016

Petilasan Tembok Bata Krapyak

      Petilasan tembok bata ini berlokasi di Ds.Krapyak, Pucangan, Kartasura dan berada sekitar 1 km dari situs Keraton Kartasura. Sejarah dari tempat ini tidak banyak yang bisa saya dapatkan, minim info dan masyarakat sekitar juga tidak tahu sama sekali. Tapi saya yakin tembok ini dulunya adalah rumah dari seorang Ngabei yang berkuasa pada masa Keraton Kartasura.

Ada 2 lokasi lain yang berupa petilasan tembok bata seperti  ini di daerah Kartasura yang berhasil saya temukan, yaitu tembok bata Singopuran yang berada di sebelah timur laut Keraton Kartasura dan sisa tembok bata Ngabeyan yang berada di sebelah  utara Keraton Kartasura.







Wednesday, August 28, 2013

Sejarah Petilasan Kraton Baka


Lama sudah tidak menulis di blog ini, seiring dengan sudah lama tidak blusukan sehingga belum ada artikel baru lagi yang bisa saya tulis. Sebagai tambahan artikel berikut saya tuliskan mengenai petilasan yang sangat menarik buat saya baik dari sejarahnya maupun mitosnya yang berkaitan erat dengan Candi Prambanan, yaitu Petilasan Kraton Baka.
Bagi saya petilasan Kraton Baka ini benar-benar sangat amazing dan benar-benar membuat ingin kembali mengunjunginya lagi. Setelah impian yang cukup lama akhirnya saya bisa berkunjung ke Kraton Baka ini bersama keluargaku tercinta pada 27 November 2009. Keberadaan Kraton Baka tidak jauh dari Candi Prambanan yaitu berada di atas sebuah bukit diselatan Candi Prambanan,  tepatnya di Dsn.Dhawung, Ds.Bokoharjo, Kec.Prambanan, Kab.Sleman. Untuk jalur resmi dari Jl.Jogja-Solo tepatnya dari pasar prambanan (jika dari arah jogja) belok kanan sekitar 2 km anda akan melihat papan nama dan petunjuk ke Kraton Baka. Tetapi kalau anda ingin berpetualang anda bisa lewat jalur Ds.Sumberwatu dan bisa naik bukit dengan jalan kaki untuk menuju ke petilasan Kraton Baka. 



Keberadaan Kraton Baka sangat menarik perhatian dari para ali purbakala dan sejarah, tetapi untuk keterangan yang pasti mengenai asal usul Kraton Baka belum ditemukan. Catatan-catatan lamayang ditulis oleh ahli arkeologi Belanda Van Boekholts tahun 1790 menyebutkan bahwa di daerah Kraton Baka ini pernah menjadi tempat bertahta salah seorang Raja/Ratu yang sangat agung dan sisa bangunan-bangunan yang ditemukan di lokasi tersebut merupakan petilasan sebuah Kraton/Istana raja.
Susunan sisa-sisa bangunan yang ditemukan menunjukkan susunan sebuah Kraton, seperti umumnya adanya sebuah  alun-alun dan sebuah gerbang besar. Di Kraton Baka juga ditemukan halaman luas dan juga ada Gapura besar sehingga dinamakan Alun-alun Kraton Baka. Penelitian yang lebih cermat dan teliti di petilasan ini baru dimulai pada tahun 1938 dengan diadakan penggalian (ekskavasi) di antara reruntuhan batu-batu candi yang dulu disebut warga sekitar Candi Dhawung. Reruntuhan batu-batu yang digali tersebut ternyata merupakan sebuah bangunan pintu gerbang atau gapura dan tahun 1950 diadakan pemugaran. Gapura ini ada 2 buah yaitu Gapura kembar 3 yang berada di depan dan Gapura kembar 5  yang berada di belakangnya. Selain itu masih banyak juga ditemukan batu-batu candi, lingga dan umpak yang terbuat dari batu andesit dan pecahan-pecahan gerabah, keramik dari Dinasti Tang. Pada tahun 1960 disekitar Kraton Baka ditemukan arca-arca batu tapi sayang keadaannya sudah tidak utuh dan sekarang disimpan di museum arkeologi.




Prasasti yang pernah ditemukan di Kraton Baka cukup banyak yaitu ada 8 buah prasasti yang sudah diketahui isinya. Prasati yang paling tua berangka tahun 792 M bersifat Buddhis yang ditulis dalam huruf prenagari dan berbahasa sansekerta. Sedangkan prasasti yang berangka tahun 856 M (778 Saka) menggunakan bahasa sansekerta tetapi ditulis dalam huruf jawa kuno dan bersifat Siwais. Prasasti lain yang disebut Prasasti Baka I tidak diketahui angka tahunnya dan isinya menyebutkan tentang diresmikannya bangunan suci Kamalpani. Prasasti Baka II berangka tahun 856M (778 Saka) menyebutkan pendirian sebuah Lingga oleh Shri Kumbhaya. Prasasti Baka III juga berangka tahun 856 M (778 Saka) menyebutkan tentang pendirian Tryambakalingga oleh Shri Kumbhaya. Prasasti Baka IV tanpa angka tahun menyebutkan tentang pendirian Horalingga oleh Kalasadhawu. Sehingga dari penemuan prasasti-prasasti tersebut dan adanya pecahan-pecahan keramik dari Dinasti Tang memperkuat dugaan kalau Kraton Baka dibuat sekitar abad ke 8 dan 9.
Menurut Dr.Y.G De Casparris seorang Sarjana dan pakar sejarah dari Belanda menyebutkan bahwa Kraton Baka merupakan sebuah benteng pertahanan , yaitu menurut Casparris saat itu terjadi peperangan antara Balaputradewa melawan Raja Mataram Rakai Pikatan. Pihak Balaputradewa kalah dan terdesak sehingga melarikan diri ke pegunungan dimana Kraton Baka ini akhirnya didirikan sebagai benteng. Akhirnya Balaputradewa kembali ke Sriwijaya dan menjadi Raja.  Ada yang juga menyebutkan bahwa petilasan benteng pertahanan ini mewujudkan sebuah Istana atau Villa untuk pesanggrahan dikarenakan berada diatas bukit dengan pemandangan yang asri dan alami.
Komplek petilasan Kraton Baka terdiri dari beberapa bangunan dengan luas 500 x 500 m. Luas tersebut terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian barat, timur dan utara. Bagian barat terdiri dari Gapura kembar 3 dan 5 serta alun-alun dan tempat pembakaran jenazah. Bagian timur merupakan bangunan inti dari Kraton Baka, yaitu terdapat sebuah pendhapa, kolam pemandian dan keputren. Bagian utara ditemukan ada 2 gua yang tidak begitu besar serta tidak terlalu dalam. Gua tersebut diberi nama Gua Lanang dan Gua Wadon. Mulut gua lanang ini berdiameter 3.75 m, tinggi 1.8 m dan kedalaman 3 m. Mulut gua wadon berdiameter 1.7 m, tinggi 3 m dan kedalaman 3 m. Didalam gua ini terdapat tempat buat semedi dan disebut Panepen.



Demikian blusukan saya di petilasan Kraton Baka tentang sejaran nya dan juga petilasan-petilasn yang masih tersisa. Benar-benar membuat saya rindu untuk mengunjunginya lagi. Dalam artikel berikutnya saya ingin bercerita tentang mitos Kraton Baka dalam hubungannya dengan Candi Prambanan.

Thursday, March 21, 2013

Candi Bogang

Mungkin pernah ada yang mendengar sebuah nama candi yang katanya berada di daerah wonosobo. Bangunan tersebut adalah situs Buddha yang sampai sekarang ini tidak banyak orang yang mengetahui dan rencana untuk blusukan ke wonosobo pun sampai sekarang belum terlaksana.

Lokasi :
Ds.Candi Bogang, Kec.Selomerto, Kab.Wonosobo.

Arca kepala Buddha yang ditemukan di candi bogang tahun 1892
Menurut teman saya yang orang asli selomerto situs candi bogang ini sekarang berada di depan Rumah Makan Tumbuh Lagi yang terletak di jalan raya wonosobo - banjarnegara. Didepan rumah makan tersebut terdapat bongkahan batu yang katanya bagian dari candi bogang. Dilokasi yang diyakini lokasi candi ini berada pernah ditemukan sebuah arca kepala Buddha yang berukuran sangat besar pada tahun 1892, dan jika arca tersebut utuh tentu ukurannya hampir sama dengan arca Buddha di candi mendut. Candi bogang juga masih dalam penyidikan, di bukunya Jaques Dumarcay "Candi Sewu dan sejarah disekitarnya" menyebutkan bahwa candi bogang adalah candi yang tidak dilanjutkan pembangunannya, karena fungsinya digantikan oleh candi mendut.  Kini arca kepala Buddha tersebut disimpan di Museum Karmawibangga di Candi Borobudur.

Monday, September 17, 2012

Arca Buddha Ngawen

Mungkin banyak yang sudah tahu mengenai sebuah candi yang berada di Ds.Ngawen, Kec.Muntilan, Kab.Magelang, yaitu sebuah komplek candi Buddha yang hingga saat ini belum sepenuhnya dipugar karena masih banyak batu2 candi yang hilang. Candi ini terdiri dari 5 buah candi dengan masing-masing didalam bilik candi dulu terdapat sebuah Arca Buddha. Saat ini hanya tersisa 2 arca Buddha saja dengan kondisi rusak tanpa kepala. Menurut cerita kepala arca Buddha tersebut dicuri sekelompok orang dengan dikawal beberapa orang bersenjata sekitar tahun 1970an. Warga banyak yang menjadi saksi tapi tidak ada yang berani mencegah.

Komplek Candi Ngawen
Salah satu Arca Buddha
Candi utama
Yang menarik dari candi ini adalah ternyata ada sebuah arca Buddha utuh dari candi ini yang masih tersembunyi. Cerita ini aku dapat dari salah seorang warga dusun clapar yang bercerita bahwa dahulu ada sebuah arca dari candi ini yang akan dicuri, karena takut ketahuan warga akhirnya arca Buddha ini dipendam dulu sementara waktu sampai aman di tengah Desa Ngawen tepatnya di sebuah kandang bebek. Selang waktu berlalu Arca Buddha ini terlupakan dan lokasi desa banyak perubahan, hingga kini arca ini masih tersembunyi dan siapakah nanti yang bisa menemukan kembali???

Monday, September 3, 2012

Situs Clapar yang masih misterius

Cerita mengenai situs ini aku dengar dari masyarakat Dsn.Clapar, Ds.ngawen, Kec.muntilan, Kab.Magelang yaitu sebuah dusun yang berada tidak jauh dari Candi Ngawen. Aku punya seorang teman yg tinggal disini bercerita bahwa dirumah salah satu warga diyakini bahwa dibawahnya terdapat sebuah bangunan kuno dari batu, entah itu candi atau pendopo belum ada yg pernah menggalinya. Memang didesa ini kutemukan beberapa batu andesit di pelataran rumah dan dikebun. Tapi benar tidaknya keberadaan situs ini masih belum dibuktikan.




Dibawah rumah ini konon terdapat sebuah candi yang terpendam
Pertigaan dusun clapar
Batu andesit di sebuah kolam
Batu andesit dihalaman rumah warga

Friday, January 27, 2012

Situs Candi Tempuran

Situs yang saya datangi pada bulan Juli 2010 ini bukanlah berupa reruntuhan candi seperti yang saya perkirakan, selain itu minimnya informasi dan penelitian menyebabkan situs ini tidak diketahui secara umum. Bahkan warga sekitar pun banyak yang tidak paham sama sekali akan keberadaan situs ini.

Situs Candi Tempuran

Lokasi :
Dsn.Candi, Ds.Ringinanom, Kec.Tempuran, Kab.Magelang

Situs ini dikenal oleh warga sekitar dengan nama makam candi sesuai dengan nama lokasi dari situs ini berada yaitu dusun candi. Apakah mungkin dulu di dusun ini ada sebuah candi?? Tidak ada warga sekitar yang mengetahui, bahkan orang paling tua di dusun ini pun yang saya temui juga tidak mengetahui akan sejarah situs ini. Situs ini berada pada sebuah kebun ditengah-tengah pemukiman warga. Lokasi situs diberi pagar bambu dan dikeramatkan oleh penduduk sekitar.

Makam kuno
Ceruk
Yang tersisa ditempat ini adalah sebuah ceruk dari batu andesit dan sebuah makam kuno. Tidak ada sisa batu-batu candi, arca atau peninggalan lain yang dapat dijumpai di situs ini. Situs candi berada sekitar 1 km dari dusun samberan dimana pada tahun 2004 ditemukan candi samberan di lokasi pembuatan batu bata.

Wednesday, January 25, 2012

Candi Merak

Kunjunganku ke candi merak saya lakukan pada sekitar bulan Februari 2009. Saat itu candi merak belum sepenuhnya dipugar sehingga di lokasi candi masih banyak berserakan batu-batu candi. Saat itu hari sudah pukul 3 sore dan lokasi candi sudah dikunci. Seorang warga memberitahukan rumah Bp.Slamet selaku Juru Pelihara candi ini yang rumahnya tidak jauh dari lokasi candi merak berada.



Lokasi :
Dsn.Candi Merak, Ds.Karangnongko, Kec.Karangnongko, Kab.Klaten

Candi merak diketemukan sekitar tahun 1925. Pemberian nama ini mungkin dahulu lokasi candi ini berada terdapat sarang burung merak. Menurut sejarah sebelumnya dilahan tersebut hanya tanah kosong yang terdapat pohon besar yang waktu itu bernama Pohon Joho. Candi merak ini terkubur dan hanya nampak beberapa batu serta arca yang terlihat berserakan. Candi merak merupakan peninggalan Hindhu dari Kerajaan Mataram Kuno dan diperkirakan sejaman dengan Candi Karangnongko yang berada tidak jauh dari candi ini.

Candi merak saat diketemukan
Candi ini terdiri dari sebuah Candi induk dan 3 buah candi perwara. Saat itu candi induk sudah dipugar sampai bagian badan candi, sedangkan bagian atas sampai atap candi masih berada di lokasi rekonstruksi sementara. Sedangkan untuk ke 3 candi perwara belum dipugar dan masih berupa reruntuhan. Pada bilik candi induk terdapat sebuah yoni dan arca Ganesha serta arca Durga pada bagian relung candi. Terdapat hiasan makara pada tangga naik dan relief pada pipi candi. Disekitar candi berserakan batu-batu candi bagian candi induk yang belum terpasang dan arca-arca yang berserakan direruntuhan candi perwara.


Candi utama sebelum pemugaran tahun 2010
Yoni di candi utama
Arca Durga
Arca Ganesha
Atap Candi induk dalam tahap rekonstruksi
Bagian atas candi induk dalam tahap rekonstruksi
Arca yang berserakan di sekitar candi
Relief di pipi tangga
Arca nandi
Relief Agastya
Pada tahun 2010 bangunan  induk candi merak mulai diteruskan pemugarannya dan pada tahun 2011 Candi Merak sudah purna pugar dan diresmikan. Candi ini terlihat sangat indah dari beberapa foto yang saya peroleh dari teman-teman Bol Brutu. Sayang saya belum sempat menengok candi ini kembali sejak kunjungan keduaku tahun 2010 silam.