Lokasi :
Kp.Dumpoh, Kel.Potrobangsan, Kec.Magelang Utara, Kota Magelang.
Sejarah :
Prasasti Poh terletak di kampung Dumpoh, tepatnya berada di tengah makam kampung Dumpoh yg bernama Makam Gunung Tengis dan didalam makam ini terdapat makam Eyang Kedu.
Gerbang makam kp.dumpoh |
Batu penanda petilasan Prasasti Poh Pitu |
Makam eyang kedu |
Isi dari prasasti ini menyebutkan tentang adanya daerah perdikan di daerah Poh daerah untuk persembahan.
Isi Prasasti Poh antara lain (….. wanua poh muang anak wanua i rumasan, ring nyu kapua watak kiniwang….. poh 827 C) yang artinya wanua poh mempunyai anak wanua rumasan dan Nyu, semuanya termasuk lungguh anak pamgat kiniwang artinya desa poh, dusun rumasan dan dusun nyu semuanya termasuk lungguh kinawang. Prasasti ini juga menceritakan para tetua di desa Poh, di Rumasan, di Nyu yang mempersembahakan pasak-pasak kepada Sri Maharaja berupa kain jenis jaro 1 yugala dan mas pageh 5 suwarna. Prasasti Poh (905 M) menyebutkan sekelompok seniman yang ikut hadir pada upacara penetapan sima di Poh mendapat pasek-pasek. Mereka adalah pemain musik (penabuh) dan penari.
Petilasan Poh Pitu |
Saat ini prasasti tersebut sudah diamankan dan sebagai tetenger (tanda) diberi sebuah batu yg bertuliskan Prasasti Poh VII Dyah Balitung 906M.
Balitung berkaitan dgn Watu Kuro dari Begelen Purworejo, D N.
ReplyDeleteTerima kasih infonys
ReplyDeleteseandainya telah diyakini dan ditetapkan sebagai cagar budaya , seharusnya penulisan tetenger tidak dituliskan pada batunya ,namun lebih baik dibuatkan papan nama dan dipancangkan didekatnya . atau dibuatkan pondasi yang agak tinggi serta batu itu diletakkan diatasnya.
ReplyDeleteBetul sekali, tapi nampaknya sejarah dari poh pitu ini kurang mendapat perhatian ataupun diteliti lebih mendalam sehingga hanya dibiarkan seperti ini saja.
ReplyDeleteBaru ngerti kenapa tempat saya tinggal ini bernama dumpoh, hehe. .makash infonya
ReplyDeleteMakan enyang kedu dahulunya dijadikan tempat tirakatan, dari berbagai daerah bahkan dari luar kota, tapi sekarang gimanaya..... masih ada enggak, sudah 23 tahun ku tinggalkan kampung halamanku untuk merantau
ReplyDeletejuga baru tau nama kampung saya berawal dari prasasti ini
ReplyDeleteuntuk komentar tgl 6 April 2013 tanpa nama (anonymous) kalau boleh tahu nama aslinya siapa ya? Terimakasih.
ReplyDeleteMas tara gmana jk buat kumpulan pecinta peninggalan sejarah mungkin awalnya sedikit ndak masalah dan ke dpne bisa sling kom maupun kunjungan ke cagar budaya bersama sama
ReplyDeletebuat tambah pengetahuan baca buku Buchari...komplit prasasti smua gan...salam kenal hartanto.salatiga@gmail.com
ReplyDelete