Blusukan lagi didaerah prambanan pada Januari 2010 saya lakukan untuk menjelajahi kembali beberapa situs yang dulu pernah saya datangi sekitar tahun 2009. Situs Watu Gudig dulu sempat saya datangi tetapi saat itu saya tidak bisa masuk dikarenakan Juru Pelihara sedang tidak ada ditempat. Pada kesempatan ini saya bisa masuk dan bertemu Bp.Udiyana selaku juru pelihara situs ini.
|
Papan nama Situs Watu Gudig |
|
Situs Watu Gudig |
Lokasi :
Dsn.Jobohan, Ds.Bokoharjo, Kec.Prambanan, Kab.Sleman
Situs ini diberi nama cukup unik yaitu Watu Gudig, gudig berasal dari bahasa jawa yang artinya adalah suatu penyakit kulit, dan situs ini diberi nama itu karena batu-batu di situs ini banyak bercak-bercaknya seperti gudig.Penduduk setempat menamakan bebatuan tersebut dengan panggilan watugudig (watu=batu, gudig=luka/bopeng).
Situs watu gudig berada disamping makam umum dusun jobohan dan juga berada tidak jauh dari Jl.Jogja - Piyungan, hanya sekitar 6 m dari jalan tersebut. Yang tersisa di situs ini adalah sejumlah batu-batu bulat, besar, yang tersebar hampir dimana-mana. Bebatuan ini memiliki diameter terbesar 75cm sedangkan yang terkecil berukuran 53cm.
|
Batu ini sebagai umpak untuk pilar |
|
Batu-batu situs watu gudig |
Kemungkinan besar tempat ini adalah merupakan pendopo dengan pilar dan atap yang terbuat dari kayu yang sekarang sudah musnah. Menurut cerita yang berkembang, tempat ini dulunya merupakan sebuah
pendopo besar yang konon sering digunakan oleh Prabu Ratu Boko sebagai
tempat peristirahatan. Bebatuan itu nampak tersesusun rapi membentuk formasi segi empat,
sementara sebagian lagi berserakan diberbagai sudut lokasi dan ada pula
yang menggerombol sedikit terpisah dari formasi utama.
|
Batu-batu candi yang ditemukan di pemukiman warga bokoharjo |
|
Batu candi yang ditemukan pada penggalian pondasi rumah warga bokoharjo |
|
Salah satu bagian candi yang ditemukan disebuah lahan pertanian |
Di daerah bokoharjo ini banyak sekali ditemukan batu-batu candi yang ditemukan oleh warga secara tidak sengaja. Sebagian besar diketemukan pada saat mencangkul disawah atau pada saat menggali pondasi rumah. Demi keamanan dan kelestarian batu-batu candi tersebut dititipkan di lokasi situs watu gudig ini untuk suatu saat diadakan penelitian lebih mendalam. Di belakang situs ini
tepatnya di aliran air di belakang makam ada sebuah arca yang besar yang
menurut warga mereka pendam kembali karena takut dijarah, namun kurang
jelas arca tersebut arca apa.