Monday, August 30, 2010

Situs Mangir

Lokasi :
Situs Mangir berada di Dsn. Mangir, Ds.Sendangsari, Kec.Pajangan, Kab,Bantul.
Mangir terbagi atas tiga wilayah yang lebih kecil, yakni Mangir Lor, Mangir Tengah, dan Mangir Kidul. Tiga nama Mangir ini masuk dalam wilayah Desa/Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Posisi wilayah Mangir agak masuk ke sisi sebelah barat daya Kabupaten Bantul dengan kondisi alam yang relatif subur di bagian tengah dan perbukitan kapur di sisi selatan.

Peninggalan yg tersisa :
Di Dusun Mangir Tengah juga ditemukan sebuah dhampar 'tempat duduk raja/ petinggi/pemimpin suatu daerah'. Dhampar berukuran sekitar 1 x 1 meter persegi dengan ketinggian sekitar 30-40 cm yang terbuat dari batu andesit tersebut sampai sekarang masih dirawat baik oleh penduduk setempat. Di samping dhampar tersebut, hampir di seluruh Dusun Mangir ditemukan puing-puing batu bata dan batu putih yang diyakini sebagai sisa-sisa bangunan/pagar/benteng Kerajaan Mangir. Lingga dan yoni dalam bentuk relatif masih utuh pun ditemukan di sana. Demikian pula lembu Nandi. Temuan-temuan di atas mengindikasikan bahwa pada awalnya wilayah Mangir atau paling tidak pemimpinnya, mempunyai kepercayaan Hindu. 

Dhampar yg diyakini sebagai Singasana Mangir
Umpak
Lingga & Yoni di situs mangir

Sejarah :
Mangir pada zamannya tidak pernah merasa perlu tunduk di bawah kekuasaan siapa pun (baik Pajang maupun Mataram). Wilayah ini pada zamannya barangkali tidak berbeda jauh dengan wilayah Mataram pada zaman Senapati. Barangkali pula Mangir masih meneruskan tradisi Majapahit, yakni sebagai sebuah wilayah perdikan sehingga secara tradisi pula Mangir bebas dari pajak dan berhak penuh mengelola dirinya sendiri. Bedanya, Mangir tidak pernah meluaskan wilayahnya seperti Mataram. Apabila Mataram biasa disebut sebagai sebuah kerajaan, maka pantas pulalah kalau Mangir pun pada zamannya disebut sebagai sebuah kerajaan. Kebesaran Mangir barangkali dapat dilihat dari wilayahnya yang meliputi tiga dusun tersebut (bahkan dalam cerita tutur disebutkan bahwa kademangan di sekitar Mangir pun menyatakan diri sebagai pengikut Mangir, seperti Kademangan Pajangan, Kademangan Tangkilan, Kademangan Pandak, Kademangan Paker, Kademangan Jlegong) .

Batu bata yg banyak berserakan di situs mangir
Batu bata yg banyak berserakan di situs mangir
Batu bata yg banyak berserakan di situs mangir
Arca nandi
Arca Nandi yg berada di sebuah makam di desa mangir
Arca
Fragmen arca
Umpak
Tempat menempa besi

Candi Retno

Lokasi :
Dk.Bandungan, Ds.Candiretno, Kec.Secang, Kab.Magelang.

Sejarah :
Candiretno adalah desa di kecamatan Secang, Magelang, Jawa Tengah Indonesia. Di sini terdapat sebuah peninggalan sejarah dari zaman kerajaan mataram kuno. yaitu sebuah candi dan di namakan CANDI RETNO. Akan tetapi candi tersebut tidak terurus lagi sehingga rusak dan dari luar seperti sebuah kebun saja.

Reruntuhan candi retno yg terbuat dari batu bata

Kondisi Candi :
Candi ini terbuat dari batu bata dan bukan dari batu andesit seperti candi2 jawa tengah pada umumnya. Batu2 bata tersebut berukuran besar dan bentuk candi sudah tidak utuh, hanya tersisa bentuk pondasi dan batu bata yg berserakan.
Struktur pondasi kaki candi yg masih terlihat
Pintu masuk candi retno
Struktur pondasi kaki candi yg berada di bawah bunga bougenville

Selain itu terdapat pula sebuah yoni yg berukuran cukup besar dan sebuah arca nandi yg kini sudah dipindah ke Museum Karmawibangga Borobudur.

Yoni yg berada di candi retno, ceratnya patah

Dari reruntuhan batu bata tersebut masih ada 2 buah antefiks yg masih tersisa dengan hiasan yg sangat bagus.

Antefiks
Antefiks
Selain itu di sekitar desa ini terdapat beberapa yoni yg berada di sawah dan halaman rumah warga.

Situs Sidikan

Lokasi :
Situs Sidikan berada di Dsn.Sidikan, Ds.Keji, Kec.Muntilan, Kab.Magelang.
Sejarah :
Keterangan mengenai situs sidikan tidak diketahui dengan pasti. Warga hanya mengetahui bahwa batu2 andesit yg berserakan di desa ini dulunya adalah sebuah candi. Tidak diketahui candi tersebut bercorak Hindhu atau Buddha dikarenakan tidak ada stupa, lingga atau yoni yg ditemukan.
Kondisi :
Di dusun ini ditemukan batu2 candi di sebuah halaman rumah warga. Dikarenakan tidak adanya tindakan pengamanan sekarang batu2 candi tersebut banyak yg diambil warga dan sebagian besar dikubur kembali. Saat ini yg terlihat hanya sebuah batu andesit yg dijadikan hiasan kolam didepan rumah warga dan sebuah batu persegi panjang yg berada di tengah sawah desa sidikan.

Sebuah batu bagian candi yg dijadikan hiasan kolam
Batu andesit berbentuk persegi yg berada di tengah sawah desa

Situs Gunung Pring

Lokasi :
Situs Gunung Pring merupakan salah satu dari sekian banyak situs purbakala yg berada di Kec.Muntilan. Situs ini berada di Dsn.Ngasem, Ds.Gunung Pring, Kec.Muntilan, Kab.Magelang.
Peninggalan yg tersisa :
Dari hasil penjelajahan di dusun ngasem hanya ada satu buah batu candi yg berhasil saya ketemukan dan berada di belakang sebuah bengkel. Pada batu andesit ini terdapat ukiran yg cukup indah dan masih bisa terlihat dengan jelas motifnya.

Batu andesit bagian dari sebuah candi di situs gunung pring
Ukiran ornamen yg terdapat pada batu ini masih cukup baik
Sejarah :
Menurut warga diyakini bahwa dahulu pernah ada sebuah candi di dusun ini dan masih berhubungan dengan candi ngawen yg berada sekitar 4 km dari dusun ngasem.
Diperkirakan dahulu candi yg berada di dusun ini mungkin Candi Buddha, hal ini disebutkan dengan alasan bahwa dahulu sering terjadi penampakan Bhiksu Buddha disekitar dusun ini.

Situs Kanggan

Lokasi : 
Situs Kanggan berada di Dsn.Kanggan, Ds.Wringin Putih, Kec.Borobudur, Kab.Magelang.
Sejarah :
Disekitar Candi Borobudur banyak sekali bertebaran situs-situs purbakala yang bercorak Hindhu. Sebagian situs tersebut sudah banyak yang di pindahkan ke Balai Konservasi Candi Borobudur atau ke Kantor BP3, tetapi ada juga yg sebagian masih insitu dikarenakan ada faktor2 tertentu yg tidak memungkinkan situs tersebut dipindah. Salah satunya adalah situs kanggan. Situs ini berupa 2 buah yoni yg berada di sebuah ladang milik warga.
Kondisi :
Yoni yg pertama berukuran besar dengan hiasan dibawah cerat berupa Gana dan bukan Naga seperti hiasan Yoni pada umumnya.

Yoni pertama dengan kondisi yg masih bagus dengan ukuran yg cukup besar
Ornamen Gana yg berada di bawah cerat yoni. Biasanya berupa ular naga.

Yoni yg kedua berada 3 m dari yoni pertama dan berukuran lebih kecil. Yoni ini ceratnya patah dan tidak ada motif atau hiasan apa pun.

Yoni kedua yg berukuran lebih kecil
Kondisi yoni ini sudah banyak kerusakan dan ceratnya juga patah
Warga sekitar tidak mengetahui bagaimana sejarah situs ini dan hanya diketahui bahwa situs ini dari dulu sampai sekarang tetap seperti ini. Situs ini disebut Candi Wurung yang berarti candi yg belum jadi dibuat. Pihak purbakala pernah berusaha untuk memindahkan kedua yoni ini ke kantor purbakala tetapi dengan usaha dan cara apapun termasuk mendatangkan paranormal tetap tidak berhasill memindahkan.

Thursday, August 5, 2010

Situs Plandi

Lokasi :
Situs Plandi berada di Dsn.Plandi, Ds.Pasuruhan, Kec.Mertoyudan, Kab.Magelang dan oleh penduduk sekitar situs ini disebut Candi Wurung.

Yoni yg berada di ds,plandi

Kondisi :
Candi wurung merupakan istilah bahasa jawa yg artinya candi yg belum jadi / selesai dibangun. Yang tersisa di situs ini hanyalah sebuah yoni yg berukuran cukup besar dan batu bata yg berserakan. Yoni tersebut keadaannya sudah rusak serta aus dan sudah tidak terlihat lagi ceratnya.

Pecahan batu bata yg banyak berserakan disekitar yoni
Cerat yoni ini sudah rusak dan tidak terlihat
Genangan air di lubang yoni ini dipercaya bertuah
Yoni ini berukuran cukup besar hanya saja sudah rusak

Sejarah :
Tidak diketahui dengan pasti sejarah situs ini , menurut warga yg mengantar saya ke situs ini diceritakan bahwa usia situs ini mungkin lebih tua dari candi borobudur. Dari peninggalan berupa yoni sudah jelas bahwa situs ini adalah peninggalan Hindhu.

Sunday, August 1, 2010

Situs Dimajar

Lokasi :
Situs Dimajar berada di Ds.Dimajar, Kel.Sumberarum, Kec.Tempuran, Kab.Magelang.
Sejarah :
Kata Dimajar menurut warga desa berasal dari kata Demakjar, yaitu menurut cerita dulu Sunan dari Demak pernah singgah dan mendirikan sebuah masjid di desa ini sehingga desa ini diberi nama Demakjar.

Masjid ds.dimajar yg dulu dibangun oleh sunan dari demak,
Masjid tersebut sampai sekarang masih ada dan sudah direnovasi. Yang akan saya ceritakan disini bukanlah sejarah masjid tetapi adanya situs purbakala peninggalan Hindhu yg sempat menjadi bagian dari masjid ini. Dulu pernah ada sebuah candi yg berada di desa ini, candi tersebut merupakan candi Hindhu terbukti dengan adanya sebuah yoni  yg masih tersisa.

Yoni dan umpak kecil yg disitus dimajar
Selain yoni juga banyak sekali batu bata berukuran besar yg ditemukan di desa ini. Oleh pendiri masjid yoni ini dulu digunakan sebagai umpak masjid. Pada akhirnya setelah masjid ini direnovasi maka yoni tersebut tidak dipergunakan lagi dan diletakkan dipojok halaman masjid.

Umpak2 kecil
Yoni ini dulu dipakai sebagai umpak masjid
Tidak diketahui dengan jelas sejarah dan latar belakang dari situs ini dikarenakan minimnya info. Batu2 bata yg merupakan bagian dari situs ini sudah banyak yg dipakai sebagai pondasi rumah.

Situs Salakan

Lokasi :
Dsn.Candi, Ds.Salakan, Kec.Salam, Kab.Magelang
Sejarah :
Daerah salam memiliki beberapa situs purbakala yg cukup terkenal. Diantaranya Candi Gunung Wukir Dan Candi Gunung Sari. Tetapi tidak banyak yg tahu bahwa sekitar 4 km dari candi gunung sari dulunya juga terdapat sebuah candi yang kini sudah hilang keberadaannya. Dalam penjelajahan saya kali ini saya blusukan ke sebuah tempat yang saya yakini tempat candi tersebut berada.

Papan petunjuk Ds.Candi
 Tidak banyak warga desa yg tahu bahwa di makam desa tersebut dulu ada sebuah candi, penduduk hanya tahu bahwa batu2 yg ada di makam tersebut adalah peninggalan sesepuh desa yaitu Kyai & Nyai Candi. Situs ini oleh pihak BP3 disebut dengan nama Situs Salakan dan merupakan candi Hindhu. Keadaan situs ini hanyalah menyisakan beberapa batu andesit yg ditata berbentuk persegi empat sebagai taman makam.

Batu2 andesit yg ditata di makam ds.candi
Batu candi di situs salakan
Batu2 andesit yg sekarang menjadi hiasan makam
Batu2 candi
Tidak diketahui sejarah dari situs ini dan warga desa juga tidak tahu persis bagaimana dulu candi ini menjadi seperti sekarang ini. Selain batu2 tidak ada arca ataupun yoni yg tersisa.