Wednesday, September 29, 2010

Candi Bojong

Lokasi :
Dsn.Bojong, Ds.Mendut, Kec.Mungkid, Kab.Magelang.
Sejarah :
Candi Bojong diperkirakan adalah sebuah candi buddha yg berlokasi diantara candi mendut dan candi pawon. Keterangan mengenai keberadaan candi ini tertulis dalam buku Jacques Dumarcay yg menyebutkan bahwa sisa-sisa candi ini ditemukan oleh C.Voute dan belum dapat digali sebagaimana mestinya karena berada di makam desa.

Batu sisa candi bojong
Dari hasil peninjauan ke lokasi dusun bojong ternyata tidak banyak warga desa yg tahu bahwa pernah ada sebuah candi disini. Bahkan di lokasi makam yg menurut buku dumarcay disebutkan adalah lokasi candi juga tidak terdapat sisa-sisa batu-batu candi. Setelah bertanya kepada beberapa orang akhirnya keberadaan sisa candi bojong dapat saya ketahui, yaitu ada seorang warga desa yg menyimpan satu buah batu andesit yg setelah saya lihat dapat dipastikan bahwa itu sebuah batu candi. Batu tersebut hanya tinggal satu2nya dan ditemukan pada saat warga tersebut sedang menggali diladang miliknya. Lokasi penemuan memang tidak jauh dari makam desa.

Batu sisa candi bojong yg disimpan warga
Batu ini ditemukan tidak jauh dari makam desa
Diceritakan oleh warga tersebut bahwa selain batu yg disimpan tersebut ada juga sebuah lumpang yg sudah terbelah yg saat ini berada didepan rumahnya.

Lumpang terbelah sisa candi bojong yg berada didepan rumah warga
Pernah juga ditemukan batu andesit dimakam desa yg sekarang sudah dihancurkan untuk pondasi rumah. Akhirnya dari sedikit keterangan dan bukti tersebut dapat diketahui dan dipastikan bahwa antara candi mendut dan candi pawon dulu terdapat Candi Bojong.

Tuesday, September 28, 2010

Situs Krincing

Lokasi :
Dsn.Ngloji, Ds.Krincing, Kec.Secang, Kab.Magelang
Sejarah :
Situs ngloji termasuk salah satu peninggalan purbakala jaman Hindhu yg berada di kec.secang. Penemuan situs ini terjadi sekitar 20 tahun yg lalu pada saat seorang warga sedang menggali pondasi untuk membangun rumah dan bengkel.

Dibawah rumah inilah pernah ditemukan struktur pondasi candi
Batu bata besar situs ngloji yg berserakan di bengkel
Pada penggalian tersebut diketemukan struktur pondasi candi dari batu bata, batu bata berelief, arca nandi dan batu2 bata berukuran besar. Penemuan tersebut dilaporkan segera ke Kelurahan setempat dan ditindak lanjuti dengan peninjauan dari BP3 Yogyakarta. Demi keamanan batu bata berelief dan arca tersebut diamankan oleh pihak purbakala untuk diteliti lebih lanjut sedangkan batu bata yg tersisa banyak yg dikubur kembali dan hanya beberapa yg masih terlihat saat ini. Lokasi penemuan tersebut saat ini sudah menjadi rumah tinggal dan sebuah bengkel.

Kondisi batu bata yg sudah tidak utuh
Batu bata besar yg sebagian besar sudah dikubur menjadi pondasi
Selain penemuan pondasi candi menurut warga ada 2 buah yoni yg sekarang sudah tidak diketahui keberadaannya. Yoni yg pertama dulu ditemukan disebuah lahan yg sekarang ini dijadikan Pondok Pesantren. Sulit untuk meninjau keberadaan yoni tersebut dikarenakan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam pondok jika bukan dari kelompok tersebut. Menurut cerita warga yoni tersebut sudah hilang dan tidak diketahui bagaimana terjadinya. Yoni yg kedua berada di sebuah bukit yg bernama Gunung Sipet yg berjarak sekitar 4 km dari dsn.ngloji. Keberadaan yoni ini pun juga sudah tidak diketahui lagi karena menurut warga sekitar yoni ini hilang dicuri.

Sunday, September 26, 2010

Candi Gunung Wukir

Lokasi :
Reruntuhuan candi Hindu ini berada di Dsn.Canggal, Ds.Kadiluwih, Kec.Salam, Kab.Magelang.

Reruntuhan candi induk sekitar tahun 1800an
Rekonstruksi candi perwara tahun 1800an
Reruntuhan candi induk
Yoni yg berada di candi induk

Sejarah :
Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka). Candi Gunung Wukir berada di sebuah bukit yang terletak di belakang dusun ini. Untuk mencapai kesana, pengunjung harus berjalan kaki, jadi silakan parkirkan kendaraan anda di kediaman warga setempat dan untuk lebih mudahnya pengunjung wajib menemui Juru Kunci Candi yaitu Bp.Widodo. Sebab beliau adalah yg bertugas menjaga dan membawa kunci lokasi candi ini.Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini.Selain prasasti Canggal, dalam candi ini ditemukan yoni dan arca nandi.

Candi perwara 1
Yoni didalam candi perwara 1
Candi perwara 2
Arca nandi didalam candi perwara 2
Candi perwara 3
Yoni yg diperkirakan dulu berada di candi perwara 3
Hiasan kala yg disimpan didalam pos penjagaan
Di lokasi candi ini ditemukan Prasasti Canggal yang tertanggal 732 Masehi, berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tersebut terbelah 2 bagian, satu bagian ditemukan dihalaman candi, sedangkan yang separuh ditemukan di lereng bukit dekat dengan sungai. Prasasti tersebut menceritakan mengenai Raja Sanjaya yang gagah berani menaklukkan musuh-musuhnya. Raja Sanjaya diceritakan kemudian membangun sebuah lingga diatas sebuah bukit sebagai tanda kemenangannya. Diduga candi ini merupakan tempat didirikannya lingga tersebut. Sayang, lingga tersebut tidak ada. Kini, Prasasti Canggal disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

Candi Bubrah

Lokasi :
Reruntuhan candi ini berada di Dk.Ngangruk, Ds.Tlogo, Kec.Prambanan, Kab.Klaten dan masih didalam komplek Taman Wisata Candi Prambanan.

Reruntuhan Candi Bubrah di komplek TWC Prambanan
Sejarah :

Candi Bubrah adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara candi utama Roro Jonggrang dan candi Sewu. Dinamakan Bubrah karena memang keadaannya rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak pertama kali ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno dan merupakan salah satu dari candi yg mengelilingi candi Sewu dan berada di selatan candi sewu.

Sumur candi
Puncak stupa dan reruntuhan batu candi lain
Hiasan makara di tangga masuk candi
Hiasan makara diantara reruntuhan batu

Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat pertama kali ditemukan masih terdapat beberapa patung Buddha, walaupun tidak utuh lagi. Di bagian barat candi terdapat susunan lain batu-batu candi, entah apakah itu batu candi induk atau candi perwara.

Beberapa patung Buddha yg berada di candi bubrah
Reruntuhan batu yg berada di sebelah barat candi

Candi Losari

Lokasi :
Candi Losari adalah sebuah candi yang terletak Dsn.Losari, Kec.Salam, Kab.Magelang.

Papan nama candi losari ditengah kebun salak
Sejarah :
Candi Losari ditemukan di tengah kebun salak ketika Badri, pemiliknya, menggali parit pada tanggal 11 Mei 2004. Di galian tersebut ternyata terdapat banyak batu candi. Badri, seorang guru SMP N 12 di Kota Magelang, membawa pulang batu-batu tersebut dan menyusun lagi di halaman rumahnya. Penemuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan ekskavasi arkeologis dan rekonstruksi oleh pemerintah melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah dan Balai Arkeologi Yogyakarta.
Lokasi candi induk sekitar 8 meter dari Candi Perwara (candi pelengkap) yang ditemukan pada penggalian tahap pertama 2007, dengan kedalaman 3 meter. Ketua tim peneliti Candi Losari Balai Arkeologi Yogyakarta, Baskoro Daru Tjahyono, mengatakan, penggalian yang dimulai 10 Agustus itu merupakan lanjutan penggalian tahap pertama pada 2007.

Lokasi candi induk
Candi induk losari belum sepenuhnya digali
Pada penggalian pertama, kami hanya menemukan satu candi perwara. Penggalian kali ini untuk mengetahui seluruh bangunan utama Candi Losari," kata Baskoro ketika ditemui di lokasi penggalian, Senin (25/8).
Seperti candi Hindu kuno lainnya, tutur Baskoro, kompleks candi terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang sekelilingnya dipagari. Setelah melihat sepenggal wujud bangunan candi induk dan estimasi jaraknya dengan candi perwara, Baskoro memperkirakan luas Candi Losari 25 meter x 25 meter. "Candi induknya diperkirakan 9 meter x 9 meter," ujarnya.

Candi perwara
Didalam lubang penggalian ini terdapat sebuah candi perwara
 
Candi ini merupakan candi Hindu, di abad ke-9 Masehi dari zaman Kerajaan Mataram Kuno. ”Itu terlihat dari relief (ukiran) di salah satu candi perwara yang telah terungkap,” ujar Baskoro.
Candi ini terkubur lahar dingin letusan Gunung Merapi--diperkirakan terjadi 925-928 Masehi. Berdasar jarak antarcandi (0-2 km), candi ini dimasukkan dalam kelompok Candi Gunung Wukir bersama Candi Mantingan.

Saturday, September 25, 2010

Candi Umbul

Menikmati perjalanan dari Semarang ke Magelang ataupun sebaliknya beberapa kali saya melihat sebuah papan nama yang bertuliskan Pemandian Candi Umbul - Warisan tempoe doeloe. Dalam hati saya bertanya apakah itu sebuah situs klasik ataukah hanya pemandian biasa. Saya mencoba mencari keterangan di internet dan ternyata benar bahwa Candi Umbul termasuk Benda Cagar Budaya dari jaman Mataram Kuno. Akhirnya pada suatau kesempatan di tahun 2010 saya berkunjung ke candi ini, meskipun dengan tujuan hanya memotret dan tidak mencoba mandi disini.

Lokasi :
Ds.Kertoharjo, Kec.Grabag, Kab.Magelang

Sejarah :
Candi Umbul berbeda dengan candi pada umumnya karena di situs candi ini adalah tempat pemandian. Terdapat 2 area pemandian dalam situs ini. Pemandian pertama adalah pemandian air hangat alami sedangkan pemandian berikutnya adalah pemandian air tawar. Candi ini konon adalah tempat pemandian para putri raja setelah mereka melakukan ritual tertentu di Candi Borobudur.

Lokasi candi umbul
Kolam pemandian air hangat candi umbul
Batu2 penyusun bagian tengah petirtaan
Disekitar kolam pemandian ini terdapat tumpukan batu2 andesit, batu berelief, antefiks, hiasan kala di tangga masuk kolam, yoni, fragmen arca dan lapik arca yg berada didalam kolam air hangat. Diperkirakan batu2 candi tersebut adalah bagian dari candi umbul pada masa lalu.

Hiasan kala di tangga masuk kolam pemandian
Yoni kecil yg sudah rusak
Fragmen arca
Hiasan Kala
Batu2 bagian candi umbul
Antefiks
Dahulu ditengah-tengah kolam pemandian ini terdapat sebuah arca Durga yang berada tepat diatas lapik arca yang berada didasar kolam. Arca tersebut menurut penuturan dari Juru Pelihara Candi ini sekarang sudah dipindahkan. Yang jelas arca tersebut tidak dipindah ke Kantor Purbakala atau museum tetapi dipindahkan ke halaman Kantor Polresta Jagoan Kota Magelang. Benar tidaknya saya belum sempat mengecek ke Kantor Polres.

Wednesday, September 22, 2010

Situs Jeronboto

Lokasi :
Dsn.Kauman, Ds.Pucang, Kec.Secang, Kab.Magelang.
Sejarah :
Menurut cerita seorang warga yg kebetulan pensiunan seorang guru yg tinggal di dusun kauman ini, beliau bercerita mengenai keberadaan Situs Jeronboto. Dijelaskan bahwa lokasi yg sekarang ini digunakan sebagai pemukiman penduduk didepan rumah beliau dahulu dikelilingi oleh sebuah benteng yg terbuat dari batu bata besar.

Dilokasi inilah dulu benteng jeronboto berada

Didalam benteng tersebut dahulu terdapat sebuah bangunan entah itu candi atau rumah tinggal tidak diketahui dengan pasti. Sehingga lokasi tersebut diberi nama Jeronboto. Saat ini sisa benteng tersebut sudah hilang seiring dengan dibangunnya pemukiman dan bertambahnya penduduk banyak batu bata situs yg digunakan masyarakat untuk membuat rumah atau pondasi.

Batu andesit yg diperkirakan bagian dari sebuah candi
Batu bata besar sisa benteng jeronboto
Batu bata besar sisa benteng jeronboto
Batu andesit sisa candi jeronboto

Peninggalan yg tersisa :
Saat ini hanya tersisa beberapa batu bata saja dipekarangan penduduk dan beberapa batu andesit yg mungkin dulu pernah ada candi disini. Sebagai pengingat sampai sekarang lokasi situs ini bernama Gg.Jeronboto.

Nama gang yg menunjukkan dulu lokasi situs jeronboto

Situs Cetokan

Lokasi :
Dsn.Cetokan, Ds.Candiretno, Kec.Secang, Kab.Magelang.
Sejarah :
Situs cetokan berada tidak jauh dari reruntuhan candi retno dan disekitar situs ini banyak sekali bertebaran situs2 purbakala. Peninggalan yg tersisa saat ini tinggal batu bata besar dan beberapa batu andesit yg berada di makam dusun.

Batu andesit bagian dari sebuah candi
Batu andesit
Batu bata besar
Batu bata besar yg tersebar di makam
Makam yg menggunakan batu bata candi sebagai nisan
Batu2 tersebut sebagian besar digunakan sebagai nisan dan sebagian berserakan di dalam makam. Selain itu terdapat sebuah yoni dan arca nandi yg terpendam sebagian di sawah yg berada tidak jauh dari makam tersebut.

Yoni yg terpendam dan hanya terlihat sedikit
Arca nandi yg terpendam
Selain itu terdapat juga sebuah yoni yg berada sekitar 1 km dari yoni pertama dan juga berada ditengah sawah.

Sebuah yoni yg terguling ditengah sawah
Peninggalan purbakala diwilayah ini sebagian besar adalah peninggalan Hindhu.