Monday, January 11, 2010

Situs Candi Kalongan

Banyak dari sekian situs purbakala yang saya jumpai keadaan dan kondisinya sangat memprihatinkan. Hancur, rusak dan berlaih fungsi. Dari penuturan seorang warga saat saya berkunjung melihat pemugaran Candi Sojiwan diceritakan bahwa dahulu didekat candi sojiwan terdapat sebuah candi. Candi tersebut sekarang memang tidak nampak lagi tetapi candi tersebut sudah berubah fungsi menjadi sebuah pagar. Reruntuhan candi tersebut bernama Candi Kalongan sesuai dengan tempat dimana candi tersebut berada.

Lokasi :
Dsn.Kalongan, Ds.Kebon Dalem Kidul, Kab.Klaten.
Rute :
  1. Untuk dapat mencapai reruntuhan candi kalongan pertama kali anda harus pergi ke candi sojiwan terlebih dahulu yg berada di Ds.Kebon Dalem Kidul, Kab,Klaten.Rute : Dari perbatasan DIY-Jateng dari arah Yogya ada sebuah jalan kecil yg melintasi rel kereta api di sebelah kanan dekat dengan gerbang perbatasan. Ikuti jalan tersebut sampai anda sampai di Ds.Kebon Dalem Kidul ( kiri jalan )
  2. Maka anda akan sampai di candi sojiwan, untuk lokasi candi kalongan anda tinggal menyusuri jalan di dekat candi kalongan dan anda akan sampai di dukuh kalongan. 
Situs candi kalongan hanya tinggal cerita dikarenakan batu2 candi sudah berubah menjadi pagar rumah.
Disini dapat dilihat susunan batu-batu candi yg telah berubah menjadi pagar.
Pagar desa yg menggunakan batu2 candi
Sebagian batu berada ditepi jalan desa
Batu2 candi yg berserakan dihalaman rumah warga
Dibawah tumpukan batu ada beberapa batu yg berelief
Beberapa batu berornamen masih terlihat
Sebelum gempa jogja 2006 ukuran pagar ini lebih tinggi

Sejarah :
Dalam kunjungan saya ke Candi Sojiwan pertama kali ada hal yang membuat saya penasaran, hal tersebut tidak lain adalah adanya tumpukan batu-batu andesit yang disusun menjadi pagar sebuah rumah. Lokasi situs ini  hanya beberapa meter dari candi sojiwan. Untuk menjawab rasa penasaran tersebut saya mencoba bertanya kepada seorang bapak yg sedang duduk di tepi jalan dekat susunan batu ini.
Dari penjelasan bapak ini diceritakan bahwa batu-batu yang disusun ini dulu adalah sebuah candi yang bernama Candi Kalongan. Pada masa Belanda candi ini mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga candi ini di bongkar dan batu-batu candi tersebut disusun menjadi pagar seperti ini. Selain itu batu-batu berelief dan mungkin arca atau bagian candi yg berharga telah lenyap dicuri.

Situs Planggatan

Menjelajahi candi dan situs purbakala diwilayah karanganyar merupakan petualangan yang sangat menegangkan dan berkesan. Tujuan dari petualangan kali ini adalah berkunjung ke lereng gunung lawu yang menyimpan beberapa peninggalan purbakala yaitu Candi Sukuh, Candi Ceto. Setelah melewati perjalanan panjang dari rumah di Kartosuro saya ditemani oleh adik ipar akhirnya tiba di lereng lawu. Perjalanan naik turun sempat membuat motor ngadat dan beberapa kali harus didorong. Situs ini sebenarnya saya belum pernah mendengar sebelumnya, kebetulan pada waktu itu liburan lebaran 2009, saya mengajak adik ipar saya untuk mengunjungi Candi Sukuh. Seusai melihat candi sukuh saya melihat papan petunjuk Situs Planggatan. Terdorong oleh rasa penasaran maka saya dan adik ipar saya mencoba untuk mencari keberadaan situs tersebut. Lokasi situs ini cukup jauh dari candi sukuh serta dengan kondisi jalan yg menurun tajam, berkelok-kelok dan beberapa ruas jalan mengalami kerusakan sehingga harus hati-hati sekali.
Tidak semua warga sekitar tahu situs ini, karena beberapa orang yg saya temui menjawab tidak ada situs planggatan yang mereka tahu adalah candi sukuh. Setelah bertanya-tanya sekian kali akhirnya kami menemukan situs ini.

Lokasi :
Lokasi situs ini di Dsn.Tambak, Ds.Planggatan, Kec.Ngargoyoso - Kab.Karanganyar atau sekitar 6 km dari candi sukuh.

Rute :
  1. Dari candi sukuh ada sebuah jalan kecil turun beraspal yang kondisinya banyak mengalami kerusakan.
  2. Ikuti terus jalan tersebut kurang lebih 6 km maka anda akan sampai di Dsn.Tambak (gerbang biru disebelah kiri jalan).
  3. Masuklah ke dusun tersebut dan kurang lebih 2 km anda akan sampai dipertigaan.
  4. Belok kanan di pertigaan tersebut dan sekitar 50m anda akan sampai di situs planggatan yang berada diatas tanah yang agak tinggi dari jalan.
 
 Sebagian besar batu2 candi belum digali dan hanya beberapa yang tersusun.
Bentuk relief sama dengan bentuk relief yang umumnya terdapat di candi Jawa Timur.
Relief di situs planggatan ukirannya berbeda dengan relief candi yang umumnya terdapat di Jawa Tengah.
Relief situs ini mirip dengan wayang
Batu berelief yg masih separuh terpendam
Batu 2 candi dan yoni kecil
Pohon ini menaungi situs planggatan dan sebagian besar batu masih berada di bawah pohon ini.
Sejarah :
Situs ini termasuk peninggalan dari Prabu Brawijaya V Raja terakhir Majapahit sebelum moksa. Diceritakan bahwa Prabu Brawijaya berpindah dari Jawa Timur ke Gunung Lawu, sebelumnya Brawijaya sempat beristirahat dan membuat singgahsana di sekitar Rawa Pening Kab.Semarang yg saat ini disebut Candi Dukuh. Sebagian besar batu2 belum digali dan hanya nampak beberapa batu2 dan batu berelief yang masih setengah terpendam. Menurut juru pelihara situs ini, lokasi situs ini dulunya adalah tanah bengkok milik warga desa yang ditanami rumput gajah untuk keperluan pakan ternak warga. Setelah diketemukan situs ini maka status kepemilikan tanah di ambil alih oleh pihak BP3 Jateng dan tempat ini pun ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Relief dan hiasan yang nampak pada situs ini memiliki ornamen yang mirip dengan relief di candi sukuh.

Candi Miri

Perjalanan mencari candi berlanjut kembali di wilayah prambanan. Setelah daerah madurejo dan bokoharjo kali ini penjelajahan saya arahkan ke daerah sambirejo yang merupakan daerah perbukitan. Daerah sambirejo ini terkenal dengan keberadaan Kraton Ratu Boko. Penuh perjuangan dan petualangan yang sangat menantang dalam pencarian candi kali ini. Candi yang akan saya tuju bernama candi miri yang menurut informasi berada diatas sebuah bukit. Informasi mengenai rute dan lokasi candi sangat minim dan hanya berbekal tekad serta jiwa petualanganlah yang membuat pencarian ini saya lakukan.

Lokasi :
Lokasi reruntuhan candi ini berada di atas sebuah bukit di Ds.Nguwot, Kel.Sambirejo, Kec.Prambanan, Kab.Sleman. Untuk mencapai candi ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki menaiki bukit dan menembus hutan.Saya yakin anda pasti akan tersesat jika belum pernah ke candi ini sebelumnya. Harap berkunjung pada pagi hari dikarenakan masih banyak warga yang berada di ladang yang bisa anda tanyai, syukur2 anda bisa diantar oleh warga sekitar.

Rute :
  1. Di gerbang perbatasan DIY - Jateng di depan kompleks candi prambanan ada sebuah jalan kecil melintasi rel yang akan menuju ke daerah sambirejo.
  2. Ikuti jalan tersebut lurus terus sampai anda menanjak melewati bukit dan sampai di SD Sumberwatu.
  3. Dari SD ini berjalanlah terus sampai anda tiba dipertigaan, jika belok kanan anda akan menuju ke Kraton Ratu Boko, jadi belok kiri dan ikuti jalan tersebut.
  4. Anda akan menemui lagi sebuah pertigaan,jika anda belok kanan maka akan menuju Candi Barong. Jadi belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut dan anda akan sampai di desa sambirejo.
  5. Setelah melewati ds.sambirejo anda akan tiba disebuah dusun dibawah sebuah bukit, dusun tersebut adalah dusun nguwot. Parkirlah kendaraan anda di rumah warga sekitar dan lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menaiki bukti menuju ke candi miri.
  6. Petunjuk ke candi ini tidak ada, jadi harap diingat jalan yang anda lalui. Sebagai petunjuk anda bisa mengikuti kabel telekomunikasi yang berada disepanjang bukit ini. Kabel ini berujung disebuah pemancar diatas bukit yang berada tidak jauh dari candi miri.
 
Reruntuhan candi miri diatas bukit
Beberapa batu2 ini adalah batu andesit dan sebagian batu putih
Batu2 candi yg ditumpuk dan sulit untuk direkonstruksi
Tumpukan batu ini masih menyisakan pondasi yg masih utuh

Sejarah :
Candi miri merupakan reruntuhan candi Hindhu yg berada diatas sebuah bukit. Bentuk candi sudah tidak utuh dan hanya terdapat batu2 tidak beraturan yang ditumpuk tanpa ada rekonstruksi mengingat batu2 candi sudah banyak yang hilang. Candi miri terbuat dari paduan batu putih dan batu andesit. Di situs ini terdapat 3 buah yoni, 2 diantaranya masih bagus tapi 1 lagi sudah pecah dan hancur. Selain batu2 dan yoni pernah ditemukan arca sekitar 300 m dari candi, saat ini sudah diamankan pihak BP3.
 Tidak jauh dari candi miri juga terdapat situs arca ganesha dan beberapa candi seperti candi ijo, candi barong dan Kraton Ratu Boko.

Yoni pertama candi miri
Yoni kedua yg keadaannya sudah tidak utuh
Yoni ketiga candi miri


Situs Jetis

Kabupaten sleman utara menyimpan beberapa situs purbakala klasik jaman Hindhu yang tidak diketahui masyarakat. Untuk pencarian diwilayah ini saya awali dengan mencari keberadaan sebuah situs candi yang berada di daerah cangkringan.

Lokasi :
Situs ini berada di Ds.Jetis, Ds.Argomulyo, Kec.Cangkringan, Kab.Sleman.

Rute :
  1. Dari prambanan atau dari jogja beloklah ke pertigaan proliman.
  2. Ikuti terus jalan tersebut sampai anda di cangkringan.
  3. Setelah sampai di Balai Penelitian Air Tawar Cangkringan belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut maka anda akan sudah tiba di Ds.Jetis (sebelah kanan jalan).
  4. Masuklah ke Ds.Jetis dan tanyakan kepada penduduk sekitar lokasi reruntuhan candi.
Sejarah :
Situs jetis merupakan salah satu dari beberapa situs purbakala yg berada di Kec.Cangkringan. Tidak jauh dari situs jetis juga terdapat reruntuhan Candi Morangan dan situs jaranan. Untuk kondisi situs saat ini sangat memprihatinkan, dikarenakan sudah hancur dan berserakan, beberapa menjadi pagar rumah, berada di kebun salak, dan di tepi jalan. Sebagian besar batu berelief sudah banyak dicuri oleh pihak yg tidak bertanggung jawab. Situs ini sudah 2 kali di gali oleh pihak Purbakala, dikarenakan batu2 sudah tidak utuh maka situs ini pun dibiarkan tanpa ada perawatan maupun pelestarian.

Sebuah yoni dan landasan ratna yg berada didepan rumah warga
Yoni kecil dan batu2 candi yg dijadikan pagar
Batu berelief bagian badan candi, merupakan satu2nya yg tersisa dari 4 yg sudah dicuri
Batu2 candi yg berserakan dikebun salak
Batu candi yg berada di tepi jalan
Batu2 candi yg berada di kebun salak

Simbar yg berada di halaman rumah warga

Sangat disayangkan sekali sekarang situs jetis ini hanyalah tinggal kenangan saja. Terjadinya erupsi gunung merapi tahun 2010 silam dan cangkringan merupakan kawasan yang terkena dampak awan panas pada letusan 5 november 2010. Lokasi situs ini memang dekat dengan sungai gendol yang menjadi lintasan awan panas. Kejadian tersebut menyebabkan semua warga di radius ini harus mengungsi sampai keadaan merapai kembali normal. Kosongnya desa dan tidak adanya penjagaan menyebabkan hilangnya situs jetis, semua batu2 candi dan yoni hilang dari lokasi. Tidak tahu apakah dipindakan oleh purbakala ataukah dicuri???

Sunday, January 10, 2010

Situs Candi Rejo (Candi Lor)

Setelah berhasil menemukan lokasi dan keberadaan candi ngablak / candi kulon maka pencarian terhadap 4 candi yang mengelilingi candi sewu saya lanjutkan. Untuk candi yang kedua adalah Candi rejo atau candi lor (utara) yang diartikan berada disebelah utara candi sewu.

Lokasi :
Dsn.Candirejo, Ds.Bugisan, Kec.Prambanan, Kab.Klaten.

Rute :

  1. Dari pertigaan candi prambanan belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut (Jl.Candi sewu) sampai anda tiba disebuah pertigaan. Bila belok kanan maka anda akan tiba di Jl.Manisrenggo (arah candi plaosan).
  2. Lurus terus sampai anda sampai pertigaan dusun candirejo dan disitulah artefak-artefak candi rejo berada.

Hiasan makara candirejo diantara tumpukan batu2 candi
Fragmen stupa


Sejarah :
Candirejo juga merupakan salah satu dari 4 buah candi yg mengelilingi Candi Sewu. Lokasi situs ini berada tepat di sebelah utara candi sewu. Situs candirejo kondisinya sama dengan candi ngablak, hanya saja keadaan candirejo lebih parah. Tidak banyak batu2 candi yg tersisa, hanya tersisa beberapa batu yg dijadikan pagar desa, sebagian berserakan dikebun milik warga dan ada beberapa batu yg berada di saluran irigasi. Dari peninggalan berupa fragmen stupa dapat diketahui bahwa situs ini adalah Candi Buddha.

Batu candi dihalaman rumah warga
Batu2 candi yg dijadikan pagar desa
Batu2 candi yg dijadikan pagar desa
Batu2 candi yg dijadikan pagar desa
Batu candi yg berada disamping saluran irigasi

Situs Candi Ngablak (Candi Kulon)

Menjelajahi dan mencari keberadaan dari sesuatu yang telah dikatakan hilang cukup membuat rasa penasaran yang ingin membuktikan kebenarannya. Ditahun 2005 salah seorang teman bercerita bahwa dulu di sekitar candi sewu terdapat 4 buah candi yang mengelilinginya. Kebetulan teman saya tersebut tinggal di desa bugisan yang berada tidak jauh dari candi sewu. Tidak banyak info atau tidak ada buku sejarah yang menceritakan mengenai keberadaan candi-candi ini. Untuk membuktikan cerita tersebut saya mencoba untuk menjelajahi wilayah prambanan tepatnya di sekitar candi sewu. Dari info yang saya peroleh diceritakan bahwa candi sewu dahulu dikelilingi oleh 4 buah candi, yaitu :
  1. Candi Rejo ( Candi Lor ) berada di utara candi sewu
  2. Candi Gana ( Candi Asu ) berada di timur candi sewu
  3. Candi Bubrah berada di selatan candi sewu
  4. Candi Ngablak ( Candi Kulon ) berada di barat Candi Sewu
Penjelajahan pertama saya tujukan untuk mencari Candi Ngablak / candi kulon yang menurut cerita berada disebelah barat (kulon) candi sewu.

Lokasi :
Situs Candi Ngablak berada di Dsn.Ngablak, Ds.Bugisan, Kec.Prambanan, Kab.Klaten

Rute :
  1. Dari pertigaan candi prambanan belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut (Jl.Candi sewu) sampai anda tiba disebuah pertigaan. Bila belok kanan maka anda akan tiba di Jl.Manisrenggo (arah candi plaosan).
  2. Lurus terus sampai anda sampai pertigaan dusun candirejo. Belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut sampai anda tiba disebuah perkebunan tebu. 
  3. Parkirlah kendaraan anda ditepi perkebunan tebu tersebut dan masuklah ke adalam kebun tebu tersebut sampai anda tiba disebuah sungai.
  4. Reruntuhan candi ngablak ada disepanjang aliran sungai dan sebagian disusun ditepi sungai sebagai talud.
  5. Untuk lokasi penemuan sebagian reruntuhan candi ngablak yang ditemukan tahun 2009 berada di sebuah halaman rumah penduduk yang berjarak sekitar 10 meter dari perkebunan tebu tersebut.
Batu2 candi ngablak yg hanyut di sungai
Batu2 candi ngablak yg hanyut di sungai
Beberapa batu juga banyak yg berada di tepi sungai
Batu2 candi ngablak yg hanyut di sungai
Batu2 candi yg berada di areal ladang tebu dekat sungai
Batu2 candi yg berada di areal ladang tebu dekat sungai

Lokasi penemuan batu2 candi yg sedianya akan dibuat kolam


Sejarah :
Situs ini disebut juga candi kulon yang dalam bahasa jawa kulon artinya barat. Candi ini sudah hancur dan berserakan di sepanjang aliran sungai. Beberapa batu berada di kebun tebu dan sebagian besar dijadikan talud di sepanjang sungai. Cukup banyak batu2 candi yang hanyut disungai ini, tidak diketahui kenapa batu2 ini dibiarkan begitu saja dan tidak ada tindakan penyelamatan dari Pihak Purbakala. Untuk sejarah tentang candi ngablak pun tidak banyak diketahui, dikarenakan candi ngablak berada dilingkungan candi sewu yang beraliran Buddha dan merupakan salah satu candi yang mengelilinginya maka dipastikan bahwa candi ini beraliran Buddha.

Batu2 candi hasil penemuan bulan juli 2009
Batu2 candi ini sudah didata oleh BP3
Pada bulan juli 2009 diketemukan struktur batu2 candi tidak jauh dari sungai lokasi batu2 candi berada. Penemuan terjadi secara tidak sengaja ketika pemilik tanah sedang menggali tanah untuk pembuatan kolam. Batu2 candi tersebut ditumpuk didekat lokasi penemuan dan sudah diregistrasi oleh pihak BP3.

Situs Liyangan

Berkunjung ke wilayah ngadirejo adalah perjalanan blusukan mencari situs purbakala yang cukup melelelahkan. Minimnya keberadaan lokasi serta perjalanan yang cukup jauh dari magelang tidak menjadikan halangan untuk petualangan kali ini. Wilayah ngadirejo memiliki beberapa peninggalan sejarah klasik Hindhu yang berada di beberapa desa. Situs Liyangan merupakan situs kedua yang saya kunjungi setelah berkunjung ke candi pringapus.

Lokasi :
Situs ini berada di Dsn.Liyangan, Ds.Purbosari, Kec.Ngadirejo, Kab.Temanggung.

Rute :
  1. Dari Magelang ikuti jalan arah ke semarang sampai anda tiba di perempatan lampu merah secang (dekat dengan terminal secang).
  2. Dari perempatan ini maka belok ke kiri menuju arah temanggung. Ikuti terus jalan tersebut sampai anda nanti melewati kota temanggung, parakan dan sampai di daerah ngadirejo.
  3. Didaerah ngadirejo ada pertigaan yaitu jika lurus menuju ke pasar ngadirejo dan jike belok kiri menuju ke arah umbul jumprit. Belok kiri dan ikuti terus jalan tersebut sampai anda bertemu dengan pertigaan.
  4. Dipertigaan tersebut jika belok kanan maka akan kembali ke pasar ngadirejo dan belok kiri akan menuju umbul jumprit. Beloklah ke kiri dan ikuti terus jalan tersebut sekitar 6 km anda akan sampai di dsn.liyangan (sebelah kiri jalan).
  5. Masuklah ke dusun liyangan dan iktui terus jalan desa tersebut sampai anda bertemu sebuah perempatan yang dekat sebuah poskamling. Lalu belok kanan di perempatan tersebut.
  6. Ikuti jalan tersebut sampai anda bertemu lagi dengan sebuah pertigaan. Belok ke kiri dan ikuti terus jalan tersebut sampai anda bertemu dengan sebuah jalan desa yang masih berupa tanah belum diaspal.
  7. Dari jalan tanah tersebut anda akan menuju ke sebuah areal penambangan pasir. Disitulah lokasi dari situs liyangan.

Struktur pondasi candi di area penambangan pasir
Yoni yg berada di situs liyangan
Struktur pondasi candi dengan yoni 3 lingga
Batu2 candi yg bercampur material lain
Yoni dengan 3 buah lingga
Batur candi yg masih utuh



Sejarah :
Situs ini ditemukan oleh penambang pasir bernama Harsono pada November 2008. Lokasi situs ini adalah penambangan pasir yang dikelola oleh warga sekitar. Situs ini sangat luas dan penemuan yang berhasil dikumpulkan berupa struktur batur candi dan yoni, talud dan beberapa arca. Saat ini yang masih terlihat di lokasi adalah struktur batur candi dan yoni. Benda2 lain sudah diamankan oleh pihak purbakala.
Situs Liyangan sendiri kali pertama ditemukan pada tahun 2008 lalu. Tahun 2010 situs ini diteliti kembali dan dari hasil penelitian, Liyangan dinyatakan sebagai situs istimewa di Indonesia. Selain benda purbakala berupa arca dan struktur bangunan candi, di lokasi ini juga ditemukan rumah panggung dari bahan kayu yang diperkirakan berusia 1.000 tahun. Berdasar sejumlah temuan, situs Liyangan diperkirakan merupakan kawasan pedusunan yang pernah berkembang di masa Mataram Kuno abad IX.