Wednesday, October 6, 2010

Petilasan Prasasti Mantyasih

Lokasi :
Kp.Meteseh Kidul, Kec.Magelang Tengah, Kota Magelang
Sejarah :
Berawal dari sebuah desa perdikan "Mantyasih" yang mengandung arti beriman dalam cinta kasih. Penetapan desa Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tanggal 11 April 907 M oleh Raja Dyah Balitung yang kemudian menjadi dasar penetapan hari jadi Magelang. Desa tersebut berada di sebelah barat Kota Magelang dan sekarang disebut dengan nama Meteseh.

Lumpang batu yg dipakai sebagai tetenger (tanda) petilasan prasasti mantyasih
Lumpang batu ini dulu ditemukan disekitar prasasti mantyasih
Prasasti baru sebagai petilasan sekaligus pertanda hari jadi Kota Magelang
Isi dari prasasti tersebut adalah menyebutkan nama raja-raja mataram kuno yg berkuasa sebelum Balitung, prasasti tersebut berupa lempengan emas dan saat ini menurut warga sekitar dibawa ke Solo.
Magelang merupakan kota jasa dengan luas wilayah 18,13 kilometer persegi, berpenduduk sekitar 124.627 jiwa terbagi dalam 17 kelurahan dan tiga kecamatan. Magelang dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong, dan Menoreh serta terdapat sebuah bukit kecil "Gunung Tidar" di jantung kota dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan air laut. Magelang beriklim sejuk dengan temperatur antara 25-27 derajat celcius. Kota Magelang mempunyai sejarah panjang dan menarik. Nama Magelang berlatar belakang dari berbagai sumber, seperti cerita rakyat, dongeng, dan legenda.
Saat ini dilokasi diketemukannya prasasti tersebut dibuat sebuah petilasan berupa prasasti baru sebagai lambang hari jadi Kota Magelang dan diberi sebuah lumpang kuno yg dahulu ditemukan berada disekitar prasasti.


Prasasti baru penentu hari jadi Kota Magelang

7 comments:

  1. Ada raja Balitung bukan keturunan tapi menantu yang berasal dr Desa Watu Kuro Begelen Purwodadi Purworejo sebagai penutup Kerajaan mataram kuno sebelum hjrah ke Jatim karena erupsi Merapi pd akhir abad 10

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas infonya, memang sejarah mataram kuno beserta keturunan Raja2nya belum bisa diketahui secara tepat bagaimana urutan dan garis keturunannya

    ReplyDelete
  3. mas alexander...saya pinjam foto Warung Snereknya ya mas..untuk proyek e book #magelangsidetrip. non profit dan untuk memberikan gambaran destinasi non mainstream di Magelang.
    watermark dan sumber foto dicantumkan.
    terima kasih.

    ReplyDelete
  4. Mantyasih sangat menginspirasi saya. Maturnuwun.

    Salam kenal.

    ReplyDelete
  5. Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, dimana letak bekas Kerajaan Mataram Kuna yang sesungguhnya. Di daerah Magelang, Temanggung atau Sleman?

    ReplyDelete