Lokasi :
Dsn.Gunung Lemah, Ds.Gondosuli, Kec.Muntilan, Kab.Magelang
Sejarah :
Situs Gunung Lemah berada diatas sebuah bukit yang dikeramatkan oleh penduduk dikarenakan dipuncak bukit ini terdapat makam Raden Tumenggung Wiryodirejo yang diyakini sebagai pengikut dari Pangeran Diponegoro.
|
Makam Raden Tumenggung Wiryodirejo |
|
Aksara Jawa di Makam Wiryodirjo |
Makam ini masih sering digunakan untuk ritual pada malam-malam tertentu. Selain makam tersebut penyelidikan yang saya lakukan di tempat ini adalah mencari situs klasik yang menurut warga juga berada di puncak gunung lemah. Diatas bukit ini terdapat sebuah bangunan yaitu makam Raden Tumenggung Wiryodirjo dan tepat didepan makam tersebut terdapat sebuah yoni dengan ukuran yang cukup besar.
|
Yoni yg berada didepan makam |
Yoni tersebut keadaannya masih utuh dan sekarang ini disemen pada lantai makam. Tidak diketahui bagaimana sejarah dari yoni ini, penduduk sekitar hanya mengetahui bahwa yoni tersebut sudah sejak jaman dahulu sudah berada di lokasi tersebut.
|
Yoni ini disemen pada lantai makam |
Selain yoni terdapat juga sebuah umpak berbentuk lingkaran yg berada tidak jauh dari yoni. Menurut penduduk selain yoni dahulu ada sebuah arca ganesha yang sekarang ini sudah hilang karena dicuri.
|
Umpak berbentuk lingkaran |
|
Batu candi yg dulu digunakan untuk alas arca ganesha yg hilang dicuri |
mas, di sebelah selatan cungkup makam ada jalan setapak menuju makam kecil. Makam itu nisannya dari antefik bata yang tergolong masih utuh.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKRT Wiryodirjo yang di makam ini berbeda dengan KRT Wiryodirjo yang menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Karena tertulis di makam tsb bahwa makam itu terakhir dipugar pada tahun 1925. tepat pada tahun Dal windu ke-15 setelah pemakaman. Artinya KRT Wiryodirjo yang dimakamkan di Gunung Lemah ini dimakamkan 120 tahun sebelum pemugaran tahun 1925 (tahun 1805).
ReplyDeleteBahkan menurut penduduk setempat bahkan beliau wafat di tahun 1764-1765.
Sedangkan Perang Diponegoro pecah tahun 1825, dan KRT Wiryodirjo yang pengikut Diponegoro menyerahkan diri kepada Belanda pada tahun 1829...
Berarti nama sama tapi beda orang
Di atas batu yang hilang itu dulu terletak benda sejarah yang terkenal yaitu Bende mataram , yang sudah berubah bentuk menjadi batu yang konon menurut juru kunci di situ batu itu di ambil oleh seorang aparatur negara.
ReplyDeleteUdah pernah kesini saya
ReplyDelete