Daerah dukun yang berada di kabupaten magelang memiliki peninggalan klasik yang cukup banyak. Diantaranya ada yang berupa candi dan tersebar pula situs-situs purbakala yang sudah banyak dilupakan masyarakat. Blusukan ke daerah ini saya lakukan pertama kali untuk mengunjungi 3 buah kompleks candi yang cukup dikenal oleh masyarakat dengan nama Kompleks Candi Sengi. Candi yang bernama saya kunjungi adalah Candi Asu, nama Asu disini berasal dari bahasa jawa yang jika diterjemahkan artinya anjing. Asal kata ini ada beberapa penjelasan, Asu berasal dari kata aso ( Ngaso = bahasa jawa) yang diterjemahkan berisitirahat. Candi ini mungkin dulu digunakan untuk tempat ngaso atau beristirahat para pendeta. Penjelasan kedua di candi ini pernah ditemukan arca nandi ( lembu wahana Dewa Syiwa) yang sudah aus dan penduduk sekitar mengira adalah arca asu (anjing).
|
Saya di Candi Asu Sengi |
Lokasi :
Dsn.Candi Pos, Ds.Sengi, Kec.Dukun, Kab.Magelang
Candi ini kondisinya berada ditengah-tengah lahan pertanian milik warga dan bisa dikatakan terhimpit oleh lahan pertanian tersebut. Candi ini hanya menempati lokasi yang cukup sempit dan ruang gerak untuk memotret candi ini pun sangat terbatas. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter.
|
Hiasan Makara ditangga naik yg masih Unfinished |
|
Tangga naik ke candi |
|
Bagian samping candi & relung arca |
|
Sumuran candi |
|
Batu candi yang ditumpuk dan belum terpasang |
|
Ornamen di candi asu |
Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi
bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar
batu hilang. Candi ini merupakan candi Hindhu dengan bukti diketemukannya arca nandi, meskipun tidak ada arca maupun yoni yang ditemukan di lokasi ini. Dibadan candi tidak terdapat banyak relief hanya ada beberapa bagian candi yang dihiasi dengan ornamen yang unik. Ditengah candi terdapat sumuran candi yang berukuran cukup dalam.Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
tinggal reruntuhan gitu ya pak, pantes aja kurang terdengar..
ReplyDeletetidak, masih berdiri kokoh namun atapnya sudah hilang dan terdapat beberapa bagian batu candi yang jatuh dan hanya ditumpuk saja.
Delete