Sebuah perjalanan yang cukup panjang saya lakukan pada libur lebaran tahun 2009 silam untuk blusukan ke lereng gunung lawu. Blusukan pertama saya ditemani oleh adik ipar dan pada blusukan kedua saya bersama dengan rombongan Bol Brutu. Target adalah mengunjungi Candi Sukuh , Ceto dan Kethek. Perjalanan dari rumah mertua di solo terasa tidaklah begitu jauh untuk menuju ke karanganyar. Setelah melewati perjalanan yang melelahkan motor saya dikarenakan akses jalan menuju candi ini sebagian besar adalah jalan pegunungan dengan tanjakan yang ekstrim saya pun tiba di candi sukuh dan berlanjut ke candi ceto. Selepas dari candi ceto saya lanjutkan perjalanan untuk menuju ke sebuah candi yang disebut dengan nama Candi Kethek.
|
Saya di candi kethek |
|
|
|
|
Rombongan Bol Brutu pada kunjunganku kedua ke candi ini |
Lokasi :
Dsn.Ceto, Ds.Gumeng, Kec.Jenawi, Kab.Karanganyar atau berada disebelah timur laut candi ceto.
Candi ini berada disebuah hutan pinus milik Perhutani , untuk menuju ke candi kethek hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki saja sekitar 15 menit dikarenakan akses jalan hanya berupa jalan setapak kecil, licin jika hujan dan disebelah berupa jurang yang dalam. Perjalanan cukup melelahkan dan harus hati-hati apabila tidak ingin terpelesat jatuh ke jurang. Dalam bahasa jawa Kethek adalah kera, mengapa dinamakan seperti itu?? yang jelas di lokasi candi ini tidak ditemukan gerombolan kera liar yang hidup di hutan ini. Mungkin nama kethek diberikan karena penduduk setempat mempercayai bagian atas dari candi ini menyerupai Hanoman, tokoh pewayangan berwujud kera putih.
|
Hutan pinus berkabut, lokasi candi kethek berada |
|
Jalan setapak menuju candi |
|
Candi Kethek |
|
Salah satu ornamen di tangga candi |
|
Bangunan dipuncak candi |
Bentuk candi kethek sangat berbeda dengan bentuk candi yang umum berada di jawa tengah. Candi ini lebih cocok mirip bangunan megalitikum yaitu berupa punden berundak, yaitu struktur candi berupa batu yang ditumpuk dan disusun berundak-undak. Pada bagian atas candi terdapat sebuah bangunan kecil yang ditutup sarung Bali (kotak-kotak hitam putih) untuk tempat sembahyang umat Hindhu (Sebagian warga didaerah ini beragama Hindhu).
Candi ini sudah diketahui sejak tahun 1842,
tetapi ekskavasi oleh BP3 Jawa Tengah
bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada
dan PemKab Karanganyar baru dilakukan pada tahun 2005.
Ekskavasi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Candi Kethek merupakan
candi Hindu. Hal ini didasarkan pada temuan arca kura-kura yang merupakan simbol Dewa Wisnu, salah satu dewa dalam ajaran agama Hindu.(Sumber Wikipedia).
No comments:
Post a Comment